Sebanyak 12 orang tewas diberondong peluru, termasuk sejumlah kartunis dan dua orang polisi. Salah satu polisi diketahui beragama Islam yang kebetulan sedang patroli di sana.
Dunia mengutuk serangan itu, termasuk tokoh-tokoh Muslim dan organisasi Islam dunia.
Salah satu korban tewas adalah Pemimpin Redaksi Charlie Hebdo, Stephane Charbonnier, yang lebih dikenal dengan nama Charb. Korban tewas lain adalah para kartunis yang dikenal dengan panggilan Cabu, Tignous, dan Wolinski.
Stephane Charbonnier diketahui sudah beberapa kali mendapat ancaman pembunuhan akibat sejumlah publikasi majalah ini yang kerap menghina Islam.
Majalah Charlie Hebdo menjadi musuh umat Islam dunia karena sering menerbitkan kartun-kartun satir yang oleh umat Muslim dianggap sebagai bentuk pelecehan atau serangan.
Majalah ini terbit sejak 1970, mendapat inspirasi namanya dari tokoh kartun Amerika, Charlie Brown. Sejak awal majalah ini diterbitkan untuk "meledek" selebritas, politisi, bahkan agama.
Tahun 2006, Charlie Hebdo mencetak ulang 12 kartun Nabi Muhammad Saw yang sempat diterbitkan harian Denmark, Jyllands-Posten.
Salah satu kartun menampilkan sebuah bom yang ditempatkan dalam sebuah surban memicu protes di negara-negara Muslim. Namun, redaksi majalah ini selalu berkilah bahwa apa yang mereka lakukan adalah bagian dari kebebasan berekspresi.
Sebenarnya Charlie Hebdo bukan majalah besar. Tirasnya hanya sekitar 30.000 eksemplar tiap pekan dan kini mengharapkan donasi agar majalah ini bisa tetap terbit. Serangan terhadap Islam hanyalah "strategi bisnis" untuk mendapatkan popularitas, sama halnya dengan sejumlah politisi Eropa --seperti Geert Wilders di Belanda-- yang mencari popularitas dengan menghina Islam dan kaum Muslim.
Media Anti-Agama (Islam)
Charlie Hebdo yang dalam bahasa Inggris dikatakan Charlie Weekly adalah majalah Prancis yang memuat kartun-kartun satir, laporan, polemik hingga lelucon.
Media tersebut dikenal anti-agama dan sayap kiri, memuat artikel terkait kaum ekstrim kanan, Katolik, Islam, Yahudi, politik, budaya, dll.
Menurut Pemimpin Redaksi majalah tersebut, Stephane Charbonnier, medianya memuat sudut pandang sayap kiri dan bahkan orang-orang yang memiliki pandangan abstain.
Charlie Hebro muncul tahun 1969 hingga 1981 yang akhirnya sempat berhenti. Namun, tahun 1992 bangkit kembali. Charb, panggilan Stephane Charbonnier, adalah pemred saat ini. Ia memegang majalah tersebut sejak tahun 2009 hingga akhirnya ditembak mati bersama 9 orang lainnya di media tersebut di kantor redaksi bersama 2 orang anggota polisi pada Rabu, (7/1/2015).
Majalah tersebut terbit setiap Rabu dengan edisi isu-isu panas yang menarik masyarakat.
Majalah tersebut pernah memuat edisi kontroversial pada 3 November 2011. Edisi ketika itu mengubah nama Charlie Hebdo menjadi Sharia Hebdo dengan mencantumkan "Muhammad" sebagai editor tamu di dalamnya. Slogan di edisi tersebut, "100 cambukan jika kamu tidak mati tertawa".
Berbagai reaksi dari masyarakat Muslim dunia muncul atas pemuatan edisi tersebut. Namun, Charb menyatakan majalah yang dikelola dirinya bebas menyatakan apa pun.
Tahun 2007 Charlie Hebdo harus membela diri di pengadilan sehubungan dengan kartun Nabi Muhammad, yang dicetak ulang di majalah itu, dan membuat marah umat Muslim dunia.*
Sampaikan kebenaran walau pahit dan hanya satu ayat!