Kelakuan kelompok negara Islam untuk Irak dan Syam (ISIS) menjadi "trigger" bangkitnya sentimen anti-Islam, plus kecemburuan sosial-ekonomi terhadap kaum Muslim yang mayoritas imigran.
Berikut ini ringkasan gerakan anti-Islam yang merebak di empat negara tersebut belakangan ini sebagaimana diberitakan media-media internasional.
INDIADi negara berpenduduk mayoritas Hindu ini, kaum Muslim sudah lama dimusuhi. Baru-baru ini kaum Muslim dipaksa pindah agama oleh organisasi esktremis Hindu yang didukung oleh Partai Bharatiya Janata (BJP), partai mayoritas di parlemen Negeri Hindustan sekaligus partai tempat Perdana Menteri Narendra Modi bernaung.
Pertengahan bulan lalu ada 300 warga muslim dipaksa menjadi Hindu dan diberi kartu identitas baru. Organisasi Hindu aliran garis keras ini berkilah mereka yang murtad dulunya Hindu dan tugas mereka meluruskan kembali akidahnya.
SWEDIA
Tepat pada hari Natal 25 Desember 2014, sebuah masjid dibakar di negara ini. Dua masjid lainnya juga diserang bom molotov. Jamaah masjid di Kota Eskilstuna yang tengah salat zuhur luka-luka lantaran bom molotov dilemparkan ke tempat ibadah itu.
Tak sampai tiga hari, sebuah masjid di Kota Esloev juga diserang. Selang 2x24 jam masjid di Kota Uppsala juga diporak-porandakan.
Kecurigaan polisi mengarah pada kelompok radikal nasionalis. Kelompok aliran Neo-Nazi ini terang-terangan menolak imigran terutama dari negara-negara mayoritas muslim seperti Turki atau Afghanistan. Di Swedia membenci sebuah golongan termasuk kejahatan.
JERMAN
Gerakan anti-Islam di Jerman meningkat kurang dari dua tahun. Kebanyakan mereka pegiat Neo-Nazi yang benci pada imigran, yaitu kelompok Pegida. Mereka menggelar parade bertajuk Pegida, akronim dari Warga Eropa Patriotik Menolak Islamisasi Peradaban Barat.
Pawai ini ramai terjadi di Kota Dresden dan Cologne bahkan saban pekan. Mereka meminta imigrasi memperketat hukum bagi pencari suaka masuk terutama mereka yang berasal dari Timur Tengah. Mereka tak sudi Negeri Panzer ini makin banyak muslim.
Namun gerakan anti-Islam ini ternyata ditentang oleh ribuan warga. Senada dengan Pegida, pro-Muslim ini juga menggelar pawai tandingan. Mereka menerima muslim dengan tangan terbuka menjadi bagian dari Jerman. Sebaliknya mereka malah mengusir para Neo-Nazi dengan menggelar spanduk bertuliskan 'Tidak ada tempat untuk Nazi di sini'.
CEKO
Politisi berdarah Jepang, Tomio Okamura, mencari popularitas dengan mengobarkan sentimen anti-Muslim. Di akun media sosialnya ia menyerukan warga Ceko untuk melepaskan hewan dianggap najis oleh muslim, yakni babi dan anjing, ke tempat ibadah umat Islam (masjid).
Okamura bahkan mengajak penduduk tidak membeli makanan atau barang di toko milik umat Islam.
Dia sering menuliskan catatan agar seharusnya warga Ceko mengusir umat Islam imigran. Lelaki ini mengaku sadar saat mengucapkan itu dan telah berkonsultasi dengan pelbagai penegak hukum hingga dia yakin ucapannya tak bisa membuat dirinya masuk penjara. Okamura memang sadar berucap menyinggung perasaan muslim, tapi dia lupa, dia juga bukan orang Ceko asli.
SIKAP KITA?
Tunjukkan solidaritas dengan menggelar aksi demo besar-besaran! Kepung Kedutaan Besar India, Jerman, Swedia, dan Ceko di Jakarta! Tekan pemerintah keempat negara tersebut agar melindungi umat Islam, sebagaimana kaum Muslim Indonesia "sangat melindungi" kaum minoritas di negeri ini.*
Sampaikan kebenaran walau pahit dan hanya satu ayat!