Sebelum dilantik jadi presiden, orang-orang di sekitar Jokowi yang tidak lain adalah antek-antek Barat yang anti-Islam dan Kafirun, sudah memunculkan kecenderungan anti-Islam dengan isu penghapusan Kementerian Agama.
Lalu muncul wacana penghapusan kolom agama di KTP, pelarangan doa Islam di sekolah, pengesahan nikah (kawin) beda agama, perubahan UU penistaan agama, pelarangan jilbab di Kementerian BUMN, dan entah apa lagi.
Inilah saatnya kaum anti-Islam di negeri ini mempreteli simbol-simbol Islam, meminggirkan Islam, menekan kaum Muslim. Maka... kaum liberalis seperti Ulil Abshar Abdala (JIL), dedengkot Syi'ah Laknatullah Jalaluddin Rakhmat, tokoh syi'ah berkedok ulama Quraish Shihab, dan sejenisnya, merasa leluasa berbicara untuk menyerang umat Islam.
Apakah umat Islam akan diam? Tidak! Pada saatnya akan ada sekelompok umat yang mendorong kebangkitan Islam di Indonesia, dan membabat orang-orang sekuler-liberalis anti-Islam itu.
Orang-orang seperti Ulil Abshar dan pasukan JIL-nya, Quraish Shihab, Jalaluddin Rakhmat dan pasukan syi'ah laknatullahnya, HARUS DIHENTIKAN!!!
Islam dan kaum Muslim akan terus dipinggirkan, ditindas, dan dibuat marah selama rezim Jokowi berkuasa. Sebab, di belakang Jokowi adalah kaum anti-Islam. PKB? Partainya NU? No!!! PKB tidak lebih dari kendaraan politik Muhaimin Iskandar untuk meraih kekuasaan dan berada di lingkaran kekuasaan. Tidak ada misi PKB membela Islam sama sekali.
Umat Islam, suatu saat, akan menggelar APEL SIAGA SEJUTA UMAT, dan bergerak mengepung ISTANA dan GEDUNG MPR/DPR agar rezim Jokowi dan lingkarannya berhentik menistakan Islam. Bahkan, jika perlu, Pemilu Presiden dipercepat saja seperti keinginan Ustadz Yusuf Mansur ketika merespons Anies Baswedan --tokoh liberal juga-- yang berniat melarang doa Islam di sekolah.*
Sampaikan kebenaran walau pahit dan hanya satu ayat!